Selasa, 13 Juli 2010 01.23
Klub Duel: #4
Mungkin inilah yang Charlotte inginkan sejak pertama kali kata 'sihir' mampir di telinganya, sebagai seorang anak mafia dengan insting menyerang tinggi (oh percayalah), sudah lama gadis Italia itu ingin bermain-main dengan senjata—yang dalam kasus ini berupa tongkat sihir. Ia sudah mengenal begitu banyak jenis senjata sejak umurnya lima tahun—dan meski baru beberapa kali ia memegang senjata api tanpa pernah sekalipun menggunakannya—tongkat sihir kini bukan benda yang asing lagi bagi Charlotte. Sayangnya peraturan menggunakan mantra di luar jam pelajaran agak-agak ketat, meski sudah beberapa kali ia ingin memantrai Tequilla Sirius hingga tubuhnya penuh bisul, sampai lelaki itu keluar Hogwarts tak ada yang bisa dilakukannya.
Kini sebuah acara diadakan dan ia bisa bebas memantrai siapapun yang jadi lawannya. Sayang Tequilla Sirius sudah pergi dan kita lihat... siapa yang beruntung menghadapi Charlotte Demelza Ryan.
Kedua sudut bibir Charlotte tertarik ketika bola matanya yang cokelat terang menangkap sosok pirang yang akan jadi lawan gadis itu kali ini. Memang bukan Sirius, tapi berhasil membangkitkan minat membunuhnya hampir sama dengan si moron pirang yang sudah lulus. Rexsilva Zaelfiques nyatanya mampu membuat Charlotte tak henti-hentinya memelintir tongkat tanda tertarik. Sulit melupakan dendam lama, ditambah ia memang senang melihat musuh-musuhnya kerepotan jadi pemicu si Prefek Slytherin.
Bagus kan? Kini duel mereka bisa jadi seru karena ia tahu Zaelfiques wanita yang gigih. Tak akan membiarkan Charlotte menang dengan mulus.
"Kau sudah siap, Black?" Dari sudut matanya bisa ia lihat Profesor Flitwick berancang-ancang—duel akan dimulai,
tak lama lagi. "Bilang padaku kalau kau terluka, 'kay?"
TAR! TAR! TAR!"Furnunculus”"Protego!" Zaelfiques bertindak cepat, Prefek Hufflepuff itu memantrai Charlotte bahkan sebelum dengung kembang api sepenuhnya hilang dari telinganya.
Furnunculus—mantra bisul. Charlotte yang sedikit tersentak dengan cepat mengacungkan tongkatnya dan melancarkan mantra pelindungan, berharap itu bisa melindungi wajahnya dari ancaman buruk rupa. Punya bisul di wajah tentu takkan terasa menyenangkan, dan untungnya perlindungannya berhasil menghadang mantra Zaelfiques di sekian detik terakhir. Senyumnya terkembang puas.
"Wow badger-girl, nice spell," ujarnya dengan nada sedikit meninggi, berusaha menyembunyikan kekagetannya akan mantra yang tiba-tiba saja ditujukan padanya. Basa-basi mungkin nama yang tepat di tengah duel seperti ini, tapi tentu takkan ia biarkan waktunya banyak dihabiskan. Slytherin terkenal dengan balas dendamnya yang penuh trik juga manis—sayangnya ia Slytherin, dan kalau lawannya sudah berniat menghancurkan wajahnya dengan mantra bisul, ia juga bisa membuat Zaelfiques sedikit lebih mirip lambang asramanya.
"Densaugeo!"
Musang pirang—tak buruk juga kan?
HP: 60
MP: 12[result=1d20]11[/result]