Selasa, 13 Juli 2010 01.22
Astronomi Kelas 6
Kesimpulan yang bisa ia ambil ketika kelas Astronomi diadakan pagi-pagi hanyalah: takkan ada praktek dan kelas akan penuh dengan teori. Charlotte tak terlalu suka, ia tak mahir astronomi dan teori selalu membuatnya 'buta'. Mungkin ia memang bodoh, dilihat dari sudut manapun bintang-bintang di langit tak ada bedanya. Orang sering bilang tentang rasi-rasi yang mereka lihat ketika melihat langit yang biasanya membuat minat Charlotte menguap... ia tak terlalu suka kelihatan bodoh.
Baginya mungkin lebih baik Pertahanan Ilmu Hitam atau Mantra atau Transfigurasi atau pelajaran-pelajaran yang mengayunkan tongkat—segelintir dari sekian keahlian yang bisa ia dapat tanpa susah payah : kemahiran berpraktek—di mana ia bisa terlihat sedikit lebih 'keren', yea, dengan tak adanya pandangan kosong atau muka bengong atau apapun yang membuatnya terlihat tampak menggelikan.
Nah, jadi sekarang Charlotte mendudukkan diri dengan biasa saja di kelas Astronomi di menara. Tak seperti tempat praktek dengan atap langit dan dinding-dinding batu, tak ada yang menarik di kelas ini selain skychart yang bergerak-gerak mengikuti aslinya di salah satu dinding di dalam kelas. Gadis itu mengeluarkan buku-bukunya sambil bersandar ke arah kursi, tak merespon apa-apa kecuali membuka-buka bukunya dan mendengarkan ketika Profesor Sinistra bertanya dan August Dylan menjawab. Benar-benar tak mengerti, dan memang
tak mau, karena jelas cita-citanya nanti tak memerlukan kemampuan menerjemahkan langit.
Ia bukan mau jadi pembaca berita cuaca atau Centaurus. Ia ingin jadi seorang Unspeakable.