Selasa, 13 Juli 2010 01.22
Kelas 6 - Semua Asrama
Kalau kau pikir Herbologi adalah kegiatan berkebun yang cocok untuk wanita-wanita anggun—menyendok tanah dengan sekop pelan-pelan sambil menggunting daun-daun berlebih dengan gunting, membuatmu sangat berkilauan dan terlihat seperti peri di tengah cahaya matahari—maka kau salah besar. Salah dengan S besar-besar di depannya. Pasalnya, meski Herbologi
memang kegiatan tanam-menanam yang
pastinya melibatkan tumbuh-tumbuhan, dengan bumbu sihir di dalamnya semua tak lagi sesuai bayangan. Tumbuh-tumbuhan yang dipakai amat sangat jauh dari konteks 'normal' sehingga bisa saja makhluk hidup berklorofil itu memingsankanmu, membuatmu kehabisan nafas tercekik atau dalam kasus yang lebih parah, membuatmu terbunuh.
Sejauh ini Mandrake muda jadi tumbuhan yang nangkring di topchartnya dari daftar tumbuhan-tumbuhan berbahaya yang pernah ia tangani, setidaknya Profesor Sprout cukup bijaksana untuk tak membiarkan murid belasan tahun memanen Mandrake dewasa. Dan pelajaran kali ini mungkin akan mengubah susunan 'daftar'-nya. Mencangkok Jerat Setan—HEBAT SEKALI!—lalu mari kita tunggu berapa lama gadis itu bisa bertahan sampai sulur-sulur tumbuhan yang ia tangani mencekiknya sampai mati.
Taruhan seratus Galleon, Charlotte sudah akan tak bernyawa di sepuluh menit pertama. Ha!
Mengeluarkan buku Herbologinya dari dalam tas, membuka-bukanya dan mempelajari bagian Jerat Setan, gadis Italia itu tak terburu-buru menghampiri tanaman
nya. Selain karena belum punya partner ia juga harus mempelajari dengan baik apa-apa saja yang bisa menjinakkan tanaman itu... khawatir ketika di sana nanti tak ada yang bisa dilakukannya. Sejauh ini api dan cahaya jadi senjata paling ampuh, jadi Lacarnum atau Lumos mungkin berguna. Charlotte memuntir-muntir tongkatnya sambil sesekali bergumam kecil, pandangannya tak lepas dari paragraf-paragraf yang tercetak dalam buku. Ia baru mengangkat wajahnya ketika dirasa semua kata sudah tercetak dalam kepala, mengedarkan bola mata cokelat terangnya menyisir kelas. Sudut bibir Charlotte tertarik tipis ketika ia melihat seseorang yang sepertinya belum berpartner.
"Hai." ujarnya, meletakkan ujung tongkatnya di meja dekat si target. Berbasa-basi. "May i? Kau sudah punya pasangan atau belum?"
Anyone?