Selasa, 13 Juli 2010 01.22
1st Grade: Boil Cure Potion
Detensi pertamanya karena tahun lalu ia
izin mengurus ibunya yang sedang sakit.
Hhhh...
Tarik nafas... hembuskan. Tarik nafas... hembuskan.Kau tahu, setidaknya ia butuh sedkit kesabaran untuk menjalani detensinya yang amat sangat tak adil ini. Tahun lalu ia pergi untuk urusan mulia dan Profesor Snape malah mendetensinya, padahal tak ada sedikit pun kesalahan yang ia lakukan. Kecuali membolos kelas Ramuan adalah sebuah kesalahan—yea, bagaimanapun ia kan sudah izin. Tapi bagaimana caranya ia menolak detensi, Charlotte tak pernah tahu dan sama sekali tak ingin coba; jadi di sinilah ia, di ruangan gelap yang tak jauh beda dengan Ruang Rekreasi Asrama-nya, memegang sapu.
Yang harus ia lakukan hanyalah membereskan semuanya sebelum cebol-cebol kelas satu datang menghambur. Gadis enam belas tahun itu benar-benar tak bisa membayangkan... bagaimana respon anak-anak itu melihat kakak kelasnya yang (katanya) menyeramkan (dan menyebalkan) penuh debu dan memegang sapu. Ia bukan nenek sihir, tentu saja, dan yang cukup pintar pasti bisa dengan cepat menyimpulkan bahwa—dengan sapu yang reyot dan hampir coplok-coplok seperti itu—si Seeker Slytherin bukan mau bermanuver.
Dengan cepat dan sedikit asal dikibaskannya si sapu di atas lantai, menerbangkan banyak debu yang membuat Charlotte sedikit mengernyit. Di sela-sela jedanya ia sempat melirik Zeelweger—rekan Slytherinnya, rekan Prefeknya, dan yang paling ajaib rekan detensinya kali ini—mengira-ngira kapan moron itu selesai membereskan peralatan, mencegah ia ditinggalkan seorang diri. Untungnya lahan yang harus ia sapu tak lebih lebar dari luas makam, jadi sepertinya ia akan selesai lebih dulu.
"Aku hampir selesai, Zeelweger. Kau mau kutunggu?" ujarnya dengan nada sok penting, berbalik menghadap teman pirangnya dengan sapu di genggaman. Tentu saja bukan maksudnya menunggu Zeelweger meski tadi ia bertanya seolah ia akan menunggu. Basa-basi, rite?
Menjalankan detensi dari Snape, saya membereskan ruang sebelum kalian datang dan tentu saja kalian tidak melihat saya (wave)