Selasa, 13 Juli 2010 01.26
Disko 2000 / I
Kau tahu, setelah berulang kali mengalami kehilangan, setelah hampir setengah lusin orang meninggalkannya satu persatu di tujuh belas tahun hidupnya yang tak mulus, sulit bagi Charlotte untuk tidak mengatakan bahwa kini ia mulai terbiasa. Ketika Christabel—satu dari segelintir kecil orang di Hogwarts yang bisa ia percaya—meninggalkannya di Slytherin hingga kini ia hanya berdua bersama si moron pirang bernama Zeelweger, tak kembali tanpa berita hanya untuk kabur bersama Light Heinrich ke belahan dunia yang hampir tak diketahui siapapun, entah mengapa Charlotte tak terlalu...
sedih. Air matanya seolah kering. Kesunyian di Kamar Anak Perempuan Kelas 7 Slytherin tak ada bedanya lagi bagi gadis tujuh belas tahun itu.
Tapi bukan berarti ia tak merasa kehilangan sama sekali. Perbedaan itu terasa ketika setiap malam ia tak bisa tidur dan menghadapkan tubuhnya ke ranjang sebrang untuk sekedar meyakinkan bahwa ia tak sendiri... kenyataannya ia
memang sendiri. Tak ada hal menarik yang bisa ia lakukan selain Quidditch tempat di mana ia bisa melepas penatnya bersama angin. Dan dengan Tequilla Sirius serta Jose Dawne kembali sebagai pengajar di Hogwarts, waktu kelulusan seolah penantian panjang yang menguras sisa umurnya sedikit demi sedikit.
Kehadiran dua orang itu mau tak mau memaksa Charlotte menghabiskan hampir seluruh waktunya di kamar anak perempuan—ruangan besar yang kini seolah miliknya seorang diri—dan hanya keluar saat kelas atau ketika ia bosan setengah mati. Atau saat-saat khusus ketika seorang anonim mengiriminya surat, mengundangnya ke sebuah acara yang diadakan di areal sekolah, dan tanpa menyebutkan acara yang dimaksud menariknya ke sebuah acara yang diadakan selepas petang. Sebuah acara yang tiket masuknya memakai password...
Seperti saat ini. Saat ketika ia berdiri di dekat Dedalu Perkasa tanpa sedikit pun kecurigaan dalam benaknya, dahi gadis itu mengernyit ketika bibirnya merapalkan sandi.
"I feel so... sexy tonight?"
Lalu semuanya serta merta berubah dalam pandangan gadis beriris cokelat terang itu. Seolah melebur, yang ada di hadapannya kini bukan bentangan kosong tanah tandus tanpa penghuni melainkan sebuah tempat yang didekorasi khusus untuk sebuah pesta. Miloslav Czechkinsky berdiri di depan—sepertinya jadi MC—didampingi Erfart si Ketua Murid, meja-meja dengan panganan, dan orang-orang yang tentu saja Charlotte kenal. Teman-teman seangkatannya, murid-murid tingkat akhir Sekolah Sihir Hogwarts—yang membuatnya bertanya-tanya mengapa nama si pengirim harus disamarkan. Tak semua orang percaya anonim.
Ia mengeluarkan satu tangan yang tersusup di saku mantelnya untuk mencolek pundak orang pertama yang dilihatnya. Menunggu sampai si gadis membalikkan tubuh. Frontsmith.
"Hei..." sapanya, tak tahan mengautiskan diri. "Kau yang mengadakan semua ini?" kemudian bertanya, asal, tak begitu yakin karena raut teman Gryffindornya itu sama-sama terlihat bingung. Menyusupkan tangannya kembali, jemarinya memutar sekotak rokok di dalam saku.