Selasa, 13 Juli 2010 01.24
:-$ / IV
Seumur-umur tak pernah Charlotte membayangkan bahwa suatu hari di Hogwarts ia akan melakukan semua ini. Bernyanyi di depan orang lain bukan sesuatu yang ia impikan untuk dilakukan, tapi sekarang gadis itu sudah melakukannya dua lagu. Entah apa yang mengacaukan otaknya hingga seperti ini, yang pasti kini ia bahkan tak mau berhenti.
Czechkinsky yang tak menertawakan permainan gitarnya maupun suaranya sepertinya jadi pemicu. Charlotte tak pernah bernyanyi di depan orang lain sebelumnya, dan sekalinya ia melakukan itu, ia sama sekali tak tahu tanggapan orang tentangnya. Mungkin setelah ia maju di panggung Hogwarts Idol orang-orang malah mencelanya? Atau malah menyukai suaranya... sama sekali tak terbayang oleh gadis Italia itu. Kini Miloslav Czechkinsky duduk di sebelah Charlotte dan dengan baiknya mengatakan setidaknya-suaramu-bagus. Yang berarti permainan gitarnya benar-benar parah, tapi setidaknya hal itu lumayan menghibur. Suaranya masih belum membuat orang pusing.
Kedua sudut bibirnya mau tak mau tertarik kecil, ketika Czechkinsky secara tiba-tiba melanjutkan nyanyiannya yang betul-betul payah. Membuat perasaannya sedikit membaik dibanding ketika tadi ia bernyanyi sendirian. Setidaknya kesalahannya jadi tak terlalu terdengar... toh tak ada yang sempurna, begitu pula suara Miloslav Czechkinsky, pasti mengandung kesalahan. Charlotte menghentikan nyanyiannya kemudian nyengir kecil ketika Czechkinsky bilang bahwa kebetulan dia tahu lagunya.
Kebetulan, yea, kedua bahunya terangkat seiring gitarnya yang turun terlentang di pangkuan.
"Takpapa, tadi itu keren." ujarnya, menyandarkan kepala di batang pohon dan menjilat kecil bibirnya yang kering. Kedua bola gadis itu sempat mengarah ke satu titik random di garis danau jauh di sebrang, sebelum sebuah suara mengalihkan perhatiannya ke dekat pohon... tempat seorang bocah lelaki tiba-tiba saja bertengger dan bertanya apa-dia-boleh-ikut-atau-tidak yang langsung disambar Czechkinsky dengan respon positif. Charlotte mengerutkan dahinya tanda ia tak setuju. Ia. Tak pernah. Bernyanyi. Di depan. Orang. Yang tidak ia kenal. Apalagi ketika orang tak dikenal itu bertambah satu, seorang gadis kecil berambut seperti Christabel yang dengan tiba-tiba menarik telapak tangannya dan mengamati jari-jarinya seolah dari situlah ulat keluar.
Membuat Charlotte memutar bola matanya jengkel dan menarik tangannya dengan halus meski di wajahnya kini terpeta raut tak suka.
"Aku paling tahu apa yang terbaik untuk kulitku, Miss. Kau bisa lihat sejauh ini mereka baik-baik saja." Charlotte menukas, kerutan-kerutan di dahinya makin bertambah ketika dilihatnya lagi ada yang datang.
...
Arvid Zeelweger bukan orang yang ingin Charlotte temui kini, di tempat ini, setelah semua yang lelaki itu lakukan pada Charlotte, perasaannya pada moron pirang itu hampir-hampir seperti apa yang ia rasakan pada Sirius. Kesal, hampir benci, dan usaha yang keras untuk menjauhi sebisa mungkin. Kini lelaki itu malah datang menghampirinya dengan pengakuan tanpa dosa bahwa dia makan hadiah ulang tahun milik Charlotte―kau pikir siapa yang tak kesal? Charlotte hampir saja menarik keluar tongkatnya dan membakar habis rambut Zeelweger, kalau saja ia tak ingat apa posisinya di sekolah ini dan dengan siapa saja dia berada.
Moron yang satu itu... lihat saja nanti di Ruang Rekreasi!
"Hadiah dari siapa?" tanyanya sedikit curiga, kemudian mengerling ke arah Czechkinsky.
"Pilih lagu apa?""Aku... aku tak mau nyanyi lagi, Czechkinsky.
Di sini terlalu banyak orang, aku―ukh, kay―malu." katanya dengan bisikan di beberapa kata terakhir, Charlotte yang sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Czechkinsky untuk berbisik kembali menegakkan punggungnya dan menatap Arvid Zeelweger. Kedua alisnya masih tertaut dan yea... kau bisa ukur berapa besar kekesalannya saat ini dari berapa banyak kerutan yang tercipta di dahinya. Seperti lingkaran-lingkaran pohon yang menentukan waktu... gadis Italia itu kini
benar-benar kesal.
"Kau brengsek sekali, Zeelweger." ujarnya menghela nafas, meluruskan kakinya yang terasa pegal. "Joget di depanku sekarang juga! Czechkinsky, mau nyanyi tidak? Dan biar bocah itu saja yang mengiringi." melirik Czechkinsky dan si bocah nemplok. Seenaknya. "Aku tak mau tahu, Zeelweger. Kau harus joget atau kubakar kamarmu malam ini juga."
Ancaman. Di tengah kebingungannya akan siapa yang mengirim hadiah ulang tahun setelat ini.